Sarang Tawon Media Bakteri

Media Bakteri

Proses pengolahan air limbah dengan mengunakan metode biofilter atau biofilm dilakukan dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam bioreaktor atau reaktor biologis yang di dalamnya terdapat  media penyangga untuk membiakan bakteri dengan atau tanpa suplai oksigen. Media biofilter yang digunakan dapat berupa bahan material organik ataupun bahan material anorganik. Untuk media biofilter dengan bahan material organik misalnya dalam bentuk tali, bentuk jaring, bentuk butiran tak teratur, bentuk papan, bentuk sarang tawon, dsb. Sedangkan untuk media biofilter dengan bahan material anorganik misalnya batu pecah, kerikil, batu marmer, batu tembikar, batu bara, dsb.

Dalam melakukan penentuan media penyangga yang merupakan komponen terpenting dalam proses biofilter dapat memperhatikan kriteria sebagai berikut :

  • Mempunyai luas permukaan spesifik besar, yaitu ukuran seberapa besar luas areayang aktif secara biologis tiap satuan volume media. Secara umum sebagian besar media biofilter mempunyai nilai antara 30-250 sq.ft/cu.ft atau 100-820 m2/m3. Luas media penyangga berpengaruh terhadap biaya, mekanisme penunjang, kemampuan penyrapan polutan. Tabel di bawah ini adalah perbandingan luas permukaan spesifik media biofilter.                                                                                                              
  • Mempunya fraksi volume rongga tinggi, yaitu persentase ruang terbuka dalam media. Fraksi volume rongga berkisar antara 15-98 %
  • Diameter celah bebas besar, yaitu ukuran partikel paling besar yang dapat melewati media
  • Tahan terhadap penyumbatan, penyebab penyumbatan pertumbuhan biomasa, ketidak seragaman volume rongga dari media.
  • Terbuat dari bahan Inert, tidak korosif, tahan terhadap pembusukan dan perusakan secara kimia.
  • Harga perunit luas permukaanya murah
  • Mempunyai kekuatan mekanik yang baik
  • Ringan
  • Fleksibilitas, untuk mempermudah masuknya media kedalam reaktor.
  • Pemeliharaan mudah
  • Kebutuhan energi kecil, untuk suplai oksigen ataupun pompa sirkulasi.
  • Reduksi cahaya, bakteri nitrifikasi sensitife terhadap cahaya maka sebaiknya menggunakan media berwarna gelap.
  • Sifat kebasahan

Salah satu contoh media bakteri yaitu honeycomb, dimana media ini termasuk kedalam jenis media terstruktur dengan bahan konstruksi berupa lembaran PVC (Polyvinyl chloride). Bahan PVC relatife merupakan resin murah dengan sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan dengan bahan PP (Polypropylene) dan HDPE (High Density Polyethylene). PVC pada awalnya bersifat hidrphobic (tidak suka air) namun biasanya menjadi basah atau mempunyai sifat kebasahan yang baik dalam waktu satu sampai dua minggu.

PT. Banyu Biru Berkah Sejati memiliki produk media biofilter dengan kualitas yang baik dan telah memenuhi standar. Dimana untuk jenis media yang diproduksi adalah honeycomb dengan bahan PVC. Hubungi kami bila berminat

0811 2345 986
0815 7339 9999
banyubiruberkahsejati@gmail.com
konsultanipalbandung@gmail.com
www.banyubiruberkahsejati.co.id

www.konsultanlingkunganhidup.com

 

Bioreaktor

Bioreaktor merupakan suatu alat atau tempat dimana terdapat suatu proses biologi di dalamnya. Proses biologi itu terjadi berkat adanya mikroorganisme dan komponen pendukung lainnya. Proses biologi ini sangatlah penting karena merupakan tujuan utama agar dapat menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan dari air limbah yang diolah. Mikroorganisme yang digunakan baik itu bakteri anaerob atau bakteri aerob. Bakteri memiliki fase dalam proses pengolahan biologi, yaitu terdiri dari empat fase yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Urutan fase tumbuh bakteri :

  1. Fase Adaptasi (Lag Phase)

Merupakan fase dimana bakteri beradaptasi terhadap lingkungan yang baru. Proses adaptasi ini berlangsung dari mulai satu jam sampai dengan beberapa hari. Kemampuan beradaptasi bakteri bergantung pada :

  1. Jenis bakteri
  2. Umur biakan
  3. Nutrisi bakteri
  4. Media bakteri (tingkat kekasaran)
  5. Fase Pertumbuhan (Exponential / Log Phase)

Sel-sel pada bakteri mengalami pembelahan atau berkembangbiak sehingga jumlah bakteri semakin meningkat. Hal ini bergantung kepada optimalnya fase adaptasi.

  1. Fase Stasioner (Stationary Phase)

Pada fase ini jumlah bakteri yang hidup dan mati dalam keadaan seimbang atau laju pertumbuhan sebanding dengan laju kematian bakteri.

  1. Fase Kematian (Death Phase)

Pada fase ini laju kematian bakteri lebih besar daripada laju pertumbuhan bakteri. Hal tersebut terjadi akibat dari kondisi lingkungan yang tidak mendukung terhadap pertumbuhan bakteri.

 

Pada alat bioreaktor proses biologi terjadi dalam dua kondisi dan dua jenis bakteri yaitu :

  1. Anaerob

Pada proses anaerob ini bakteri yang digunakan adalah bakteri anaerob atau jenis bakteri yang tidak membutuhkan suplai oksigen dalam proses penguraian polutan pada limbah atau pun dalam kelangsungan hidupnya. Bakteri ini tidak dapat tumbuh dalam suasana terdapat O2  atau zat asam.

  1. Aerob

Pada kondisi ini bakteri yang digunakan adalah jenis bakteri aerob yaitu bakteri yang membutuhkan suplai oksigen dalam melakukan proses penguraian polutan. Pada tahap ini ditambahkan pompa blower sebagai pensuplai oksigen.

Pada alat bioreaktor proses anaerob dan aerob dapat dikombinasikan tergantung pada jenis limbah yang akan diolah, ataupun salah satu proses saja yang digunakan.

 

Nutrisi/Starter Bakteri Untuk Ipal Metoda Biologi

Untuk Ipal Komunal Kami PT. Banyu Biru Berkah Sejati merancang mesin Bioreaktor yang didalam nya beberapa kategori sistem proses pengolahan :

Proses Pengolahan sistem Anaerob

Proses pengolahan sistem anaerob

Proses Pengolahan sistem Anaerob dan Aerob

Proses pengolahan sistem anaerob adalah suatu proses tahapan alami secara grafitasi dengan sistem penguraian limbah dilakukan atau dilengkapi media bakteri pengurai , yang mana bakteri pengurai tersebut hanya mengandalkan udara alami sebagai oksigen untuk bakteri itu hidup.

Kelemahan sistem ini adalah bakteri tidak dapat hidup maksimal karena oksigen untuk kembang biak bakteri sangat minim, hanya mengandalkan ventilasi alami, untuk itulah diperlukan perawatan atau penambahan bakteri secara waktu berkala agar populasi bakteri tetap terjaga, dan kelemahan lainnya adalah endapan hasil uraian yang berada di ruang akhir unit pengolahan harus di angkat atau disedot dengan jangka waktu tertentu.

Proses pengolahan sistem Anerob dan aerob

Proses pengolahan sistem Anerob dan aerob adalah sistem tahapan pengolahan limbah dengan tahapan tahapan penguraian bakteri alami , maksudnya oleh bakteri yang hidupnya mendapatkan oksigen dari ventilasi udara, kemudian berlanjut ketahapan aerob atau tahapan penguraian oleh bakteri yang hidupnya mendapatkan oksigen dari pemberian oksigen masuk dengan bantuan alat khusus yang disebut Blower Udara.

Kelebihan sistem ini adalah mampu memproses secara bertahap sehingga proses pengolahan limbah akan lebih sempurna, karena melalui 2 proses penguraian oleh 2 bakteri pengurai, kelebihan lainnya adalah tidak adanya pengendapan akhir karena adanya sistem sirkulasi atau sistem pengembalian endapan ke ruang awal unit pengolahan.

Kami PT.Banyu Biru Berkah Sejati Juga mampu memenuhi kebutuhan Nutrisi/Starter Bakteri untuk pengolahan Air Limbah  dengan metoda biologi , atau dengan mesin Bioreaktor yang juga ada di katalog perusahaan kami.

bisa dilihat disini jenis dan detail Nutrisi/starter bakteri kami disini http://jualstarterbakteri.banyubiruberkahsejati.co.id

Untuk memenuhi kebutuhan Nutrisi/starter bakteri anda hubungi dan Kunjungi :

IPAL Komunal Solusi Masalah Sanitasi Masyarakat

IPAL Komunal Solusi Masalah Sanitasi Masyarakat

IPAL atau Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah sarana untuk mengolah limbah cair (limbah dari WC, dari air cuci/kamar mandi). Yang akrab bagi  masyarakat adalah IPAL untuk limbah WC lebih dikenal dengan sebutan septik tank.

IPAL bisa dibangun secara pribadi atau digunakan untuk satu keluarga/bangunan dan dioperasikan sendiri. Bisa juga satu IPAL digunakan bersama-sama atau komunal

Komponen IPAL Komunal terdiri dari unit pengolah limbah, jaringan perpipaan (bak kontrol & lubang perawatan) dan sambungan rumah tangga.  Unit pengolah limbah ada yang terletak jauh dari lokasi warga pengguna IPAL Komunal ada juga yang berlokasi di lokasi pemukiman warga.

Ini bisa dijalan Lebih efektif dan efisien dengan mesin pengolahan air limbah yaitu bioreaktor yang didesain dan dirancang kami  dari PT.Banyu Biru Berkah Sejati

Gambar :

MENGAPA HARUS ADA IPAL

Selama manusia hidup & beraktivitas, maka akan menghasilkan kotoran/limbah, yaitu:

  • Limbah padat atau sampah
  • Limbah cair: air limbah dari wc atau kamar mandi & cucian.

Air limbah atau air buangan tidak bisa dibuang begitu saja, seperti halnya limbah padat atau sampah yang juga tidak bisa dibuang sembarangan. Meskipun kelihatannya air limbah bisa langsung meresap ke dalam tanah atau mengalir di sungai, air limbah rumah tangga sebenarnya juga merupakan limbah yang merusak lingkungan hidup.

Air limbah yang seharusnya diolah dulu sebelum dibuang ke sungai atau air tanah meliputi:  limbah wc, limbah cuci, dan limbah khusus misalnya industri rumah tangga (tahu, tempe, sablon, dll) atau ternak (sapi, kambing, babi dll). Read more

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL

IPAL Komunal adalah sistem (Instalasi Pengolahan Air Limbah secara komunal) atau terkordinir disatu lokasi atau titik pengumpul. IPAL komunal secara kategori pengolahan limbah domestik namun IPAL komunal memproses secara seluruh dari limbah limbah rumah tangga yang disatukan disatu lokasi.

Proses Pengolahan Air Limbah secara komunal dibuat karena satu alasan pengendalian atau perawatan unit IPAL tersebut agar pengolahan limbah dapat di kontrol terpusat yang tujuannya adalah agar hasil dari proses itu mencapai hasil baik berstandart mutu buang layak.

IPAL komunal juga dikategorikan sebagai Instalasi Pengolahan Air Limbah secara besar- besaran atau pengolahan limbah yang banyak.

Untuk itu istem yang dipilih adalah sistem yang mempunyai kriteria tepat, baik secara fisik sosial atau perekonomian; selain itu sistem harus mampu menciptakan tingkat higienis dan kenyaman masyarakat serta menjaga keberlangsungan lingkungan dimasa depan.

Dalam hal ini kami dari PT.Banyu Biru Berkah Sejati  dengan teknologi terbaru memberikan solusi terbaik dalam sistem Pengolahan Air Limbah secara komunal yaitu : Read more

Bioreaktor Untuk Limbah Medis

Bioreaktor merupakan suatu alat atau tempat dimana terdapat suatu proses biologi di dalamnya. Proses biologi itu terjadi berkat adanya mikroorganisme dan komponen pendukung lainnya. Proses biologi ini sangatlah penting karena merupakan tujuan utama agar dapat menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan dari air limbah yang diolah. Mikroorganisme yang digunakan baik itu bakteri anaerob atau bakteri aerob. Bakteri memiliki fase dalam proses pengolahan biologi, yaitu terdiri dari empat fase yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Urutan fase tumbuh bakteri :

  1. Fase Adaptasi (Lag Phase)

Merupakan fase dimana bakteri beradaptasi terhadap lingkungan yang baru. Proses adaptasi ini berlangsung dari mulai satu jam sampai dengan beberapa hari. Kemampuan beradaptasi bakteri bergantung pada :

  1. Jenis bakteri
  2. Umur biakan
  3. Nutrisi bakteri
  4. Media bakteri (tingkat kekasaran)
  5. Fase Pertumbuhan (Exponential / Log Phase)

Sel-sel pada bakteri mengalami pembelahan atau berkembangbiak sehingga jumlah bakteri semakin meningkat. Hal ini bergantung kepada optimalnya fase adaptasi.

  1. Fase Stasioner (Stationary Phase)

Pada fase ini jumlah bakteri yang hidup dan mati dalam keadaan seimbang atau laju pertumbuhan sebanding dengan laju kematian bakteri.

  1. Fase Kematian (Death Phase)

Pada fase ini laju kematian bakteri lebih besar daripada laju pertumbuhan bakteri. Hal tersebut terjadi akibat dari kondisi lingkungan yang tidak mendukung terhadap pertumbuhan bakteri.

 

Pada alat bioreaktor proses biologi terjadi dalam dua kondisi dan dua jenis bakteri yaitu :

  1. Anaerob

Pada proses anaerob ini bakteri yang digunakan adalah bakteri anaerob atau jenis bakteri yang tidak membutuhkan suplai oksigen dalam proses penguraian polutan pada limbah atau pun dalam kelangsungan hidupnya. Bakteri ini tidak dapat tumbuh dalam suasana terdapat O2  atau zat asam.

  1. Aerob

Pada kondisi ini bakteri yang digunakan adalah jenis bakteri aerob yaitu bakteri yang membutuhkan suplai oksigen dalam melakukan proses penguraian polutan. Pada tahap ini ditambahkan pompa blower sebagai pensuplai oksigen.

Pada alat bioreaktor proses anaerob dan aerob dapat dikombinasikan tergantung pada jenis limbah yang akan diolah, ataupun salah satu proses saja yang digunakan.

 

Bioreaktor Untuk Limbah Domestik

Bioreaktor merupakan suatu alat atau tempat dimana terdapat suatu proses biologi di dalamnya. Proses biologi itu terjadi berkat adanya mikroorganisme dan komponen pendukung lainnya. Proses biologi ini sangatlah penting karena merupakan tujuan utama agar dapat menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan dari air limbah yang diolah. Mikroorganisme yang digunakan baik itu bakteri anaerob atau bakteri aerob. Bakteri memiliki fase dalam proses pengolahan biologi, yaitu terdiri dari empat fase yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Urutan fase tumbuh bakteri :

1. Fase Adaptasi (Lag Phase)

Merupakan fase dimana bakteri beradaptasi terhadap lingkungan yang baru. Proses adaptasi ini berlangsung dari mulai satu jam sampai dengan beberapa hari. Kemampuan beradaptasi bakteri bergantung pada :

  • Jenis bakteri
  • Umur biakan
  • Nutrisi bakteri
  • Media bakteri (tingkat kekasaran)

2. Fase Pertumbuhan (Exponential / Log Phase)

Sel-sel pada bakteri mengalami pembelahan atau berkembangbiak sehingga jumlah bakteri semakin meningkat. Hal ini bergantung kepada optimalnya fase adaptasi.

3. Fase Stasioner (Stationary Phase)

Pada fase ini jumlah bakteri yang hidup dan mati dalam keadaan seimbang atau laju pertumbuhan sebanding dengan laju kematian bakteri.

4. Fase Kematian (Death Phase)

Pada fase ini laju kematian bakteri lebih besar daripada laju pertumbuhan bakteri. Hal tersebut terjadi akibat dari kondisi lingkungan yang tidak mendukung terhadap pertumbuhan bakteri.

 

Pada alat bioreaktor proses biologi terjadi dalam dua kondisi dan dua jenis bakteri yaitu :

  1. Anaerob

Pada proses anaerob ini bakteri yang digunakan adalah bakteri anaerob atau jenis bakteri yang tidak membutuhkan suplai oksigen dalam proses penguraian polutan pada limbah atau pun dalam kelangsungan hidupnya. Bakteri ini tidak dapat tumbuh dalam suasana terdapat O2  atau zat asam.

  1. Aerob

Pada kondisi ini bakteri yang digunakan adalah jenis bakteri aerob yaitu bakteri yang membutuhkan suplai oksigen dalam melakukan proses penguraian polutan. Pada tahap ini ditambahkan pompa blower sebagai pensuplai oksigen.

Pada alat bioreaktor proses anaerob dan aerob dapat dikombinasikan tergantung pada jenis limbah yang akan diolah, ataupun salah satu proses saja yang digunakan.

 

Untuk memenuhi kebutuhan Ipal Domestik anda hubungi dan Kunjungi :

 

IPAL RUMAH SAKIT

Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan dimana terdapat kegiatan yang menghasilkan limbah medis. Limbah medis ini terdiri dari limbah cair dan limbah padat. Dimana untuk limbah cair ini dilakukan pengolahan dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) baik itu milik sendiri atau pun dengan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga. Hal tersebut perlu dilakukan karena kandungan pada limbah cair medis ini berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Berikut adalah peraturan yang mewajibkan rumah sakit untuk melakukan pengolahan air limbah.

Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan dimana terdapat kegiatan yang menghasilkan limbah medis. Limbah medis ini terdiri dari limbah cair dan limbah padat. Dimana untuk limbah cair ini dilakukan pengolahan dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) baik itu milik sendiri atau pun dengan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga. Hal tersebut perlu dilakukan karena kandungan pada limbah cair medis ini berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Berikut adalah peraturan yang mewajibkan rumah sakit untuk melakukan pengolahan air limbah.

Proses pengolahan air limbah medis ini dilakukan dengan beberapa tahap pengolahan. Dimana air limbah dari berbagai sumber kegiatan di rumah sakit akan dikumpulkan dalam satu bak pengumpul.

Selanjutnya akan masuk kedalam bak pemisah lemak atau grease trap untuk menghilangkan kandungan lemak pada air limbah. Lalu air akan disalurkan ke dalam bak ekualisasi agar air limbah yang akan diolah memiliki karakteristik yang sama.

Dari bak ekualisasi, air limbah akan masuk  ke dalam unit biorekator yang mana di dalam bioreaktor terdapat proses sebagai berikut :

  1. Sedimentasi Awal, pada tahap ini partikel ukuran tertentu akan mengendap.
  2. Biofilter anaerob, terjadi proses biologi dimana bakteri anaerob akan mengurai polutan pada air limbah.
  3. Biofilter aerob, terjadi proses yang sama dengan tahap sebelumnya namun bakteri yang digunkan adalah bakteri aerob. Dimana membutuhkan oksigen dalam melakukan proses biologi, makan pada tahap ini diberikan unit blower sebagai penyuplai oksigen.
  4. Sedimentasi akhir, lumpur yang terbentuk akan mengendap pada unit ini.

Setelah pengolahan pada bioreaktor, dilakukan klorinasi yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme pathogen (agen penyebab penderitaan/penyakit) yang terkandung dalam air limbah. Kemudian air hasil olahan dapat digunakan untuk menyiram tanaman dan kolam ikan.

Untuk memenuhi kebutuhan Ipal Rumah Sakit anda hubungi dan Kunjungi :

 

IPAL PUSKESMAS

Pengolahan Ipal Puskesmas

Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan dimana terdapat kegiatan yang menghasilkan limbah medis. Limbah medis ini terdiri dari limbah cair dan limbah padat. Dimana untuk limbah cair ini dilakukan pengolahan dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Hal tersebut perlu dilakukan karena kandungan pada limbah cair medis ini berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Berikut adalah peraturan-peraturan yang menganjurkan puskesmas untuk melakukan pengolahan air limbah puskesmas :

 

PerMenKes RI No 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

PerMenKes RI No 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat

Bentuk pengolahan limbah cair medis puskesmas ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bioreaktor dimana menggunakan teknologi biofilter dalam melakukan pengolahan air limbah. Biofilter adalah teknologi pengolahan limbah cair dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai pengurai polutan. Efisiensi biofilter bergantung pada luas kontak antara air limbah dengan mikro-organisme yang menempel di permukaan media filter, kekasaran media, dan waktu tinggal air limbah. Biofilter ini dapat mengurangi konsentrasi BOD, COD, suspended solids (SS), deterjen (MBAS), ammonium dan posphor.

Proses bioreaktor ini berlangsung dalam beberapa tahap pengolahan, seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Read more

1 2